Instrumen investasi di Indonesia saat ini sudah cukup banyak. Mulai dari investasi pada komoditas, pasar modal, sampai dengan pasar uang.
Bahan baku dasar pembuat suatu produk yang diperjual belikan disebut sebagai komoditas. Dalam pengelompokkannya, komoditas terbagi menjadi dua.
Pertama, soft commodity atau komoditas lunak. Hasil pertanian, perhutanan, dan peternakan merupakan produk-produk pada komoditas ini. Contoh komoditas lunak seperti jagung, beras, gula, biji kopi, dan lainnya.
Kedua, yaitu hard commodity atau komoditas keras yang produk-produknya didapat dari logam, minyak bumi, dan lainnya.
Untuk memaksimalkan keuntungan dari investasi, berinvestasi pada komoditas bisa dilakukan. Selain itu, anda juga bisa mendiversifikasikan portofolio investasi dengan berinvestasi komoditas.
Namun, anda juga perlu ingat bahwa dibandingkan dengan inevstasi lainnya, investasi komoditas bersifat lebih fluktuatif.
Oleh sebab itu, anda harus mempersiapkan rencana investasi sebelum memulai investasi komoditas.
Tentunya pasar komoditas sebagia tempat jual beli komoditas harus ada ketika anda ingin berinvestasi komoditas. Tingkat permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi kondisi pasar ini.
Investasi ini dapat dilakukan baik secara fisik atau offline, maupun non-fisik atau online. Kontrak berjangka (futures) atau kontrak derivatif lainnya dapat digunakan pada saat transaksi online.
Selain itu, bursa komoditas juga bisa anda gunakan ketika ingin berinvestasi komoditas secara online. Di indonesia sudah tersedia 2 bursa komoditas yaitu ICDX (Indonesia Commodity and Derivatives Exchange), dan JFX (Jakarta Future Exchange).
Risiko dan keuntungan tentunya harus anda seimbangkan dalam berinvestasi komoditas. Seorang investor harus tahu seberapa besar keuntungan dan risiko yang akan diterima sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Jika anda tertarik untuk berinvestasi komoditas dan ingin tahu faktor apa saja yang mempengaruhi risiko investasi, silahkan lanjutnya membaca informasi di bawah ini.
1. Leverage
Dalam investasi komoditas, leverage menjadi faktor utama sekaligus risiko paling besar yang mungkin akan anda terima. Leverage merupakan strategi investasi dimana broker meminjamkan dana kepada investor yang kemudian dana tersebut digunakan oleh investor untuk melakukan perdagangan atau trading.
Sebenarnya strategi ini bisa menjadi pilihan sekaligus alternatif bagi para trader, meskipun risikonya terbilang cukup besar. Investor yang memiliki modal kecil tetapi memiliki keinginan yang kuat untuk berinvestasi komoditas di pasar berjangka biasanya akan menggunakan cara ini.
Menghindari over leveraged atau menggunakan leverage secara berlebihan adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh semua investor.
Di sisi lain, kerugian yang mungkin dialami oleh para investor yang menggunakan strategi ini yaitu kerugian besar yang melebihi modal.
Oleh sebab itu, untuk mengurangi risiko dari leverage ini, para trader perlu memiliki manajemen keuangan yang baik. Stop loss order bisa anda gunakan untuk mengurangi risiko investasi komoditas.
Stop loss ini sangat berguna bagi para investor untuk membatasi kerugian yang mungkin dialami. Setiap trader biasanya memiliki analisanya sendiri atas kondisi pasar, sehingga dalam menentukan batas stop loss pasti berbeda-beda.
2. Likuiditas
Risiko investasi juga dipengaruhi faktor lainnya seperti faktor likuiditas. Pasar dengan likuiditas tinggi biasanya akan mempengaruhi kecepatan perdagangan pada saat penjual menawarkan aset kepada pembeli.
Hal yang sama juga terjadi kepada pembeli. Dimana pembeli dapat mendapatkan aset yang diinginkan dalam waktu cepat. Setiap jenis aset memiliki tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Selain itu, faktor waktu juga sangat mempengaruhi perubahan likuditas.
Ada 2 (dua) indikator penting untuk mengetahui tingkat likuditas pasar berjangka.
Open interest dan volume trading merupakan dua indikator likuiditas pasar berjangka. Open interest adalah konsep yang harus dipahami oleh investor, yang biasanya digunakan untuk mengonfirmasi trend arah balik pada kontrak berjangka.
3. Daily Settlement
Daily settlement merupakan suatu pengendali riiko di pasar komoditas. Dengan ini, para investor bisa terhindari dari kerugian yang besar. Selain itu, di akhir perdagangan, daily settlement bisa membantu menurunkan risiko yang mungkin terjadi.
Namun, ada juga dampak negatif dari daily settlement ini. Biasanya di akhir sesi perdagangan, kerugian yang dialami investor di pasar komoditas ini harus segera diselesaikan.
4. Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas
Di Indonesia, BAPPEBTI ( Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) bertugas mengawasi perdagangan berjangka pasar komoditas. BAPPEBTI memiliki wewenang untuk melakukan penerbitan izin usaha untuk broker atau bursa berjangka.
5. Broker (Pialang Berjangka)
Broker atau pialang berjangka betugas sebagai perantara investor di pasar komitas berjangka. Peran dari broker ini adalah meneruskan pesanan atau order milik investor ke bursa berjangka.
Sebaiknya anda harus memastikan apakah broker yang dipilih legal dan memiliki izin yang jelas, sebelum memutuskan menggunakan jasa broker. Surat izin dari BAPPEBTI merupakan hal yang pertama anda periksa untuk melihat legalitas broker tersebut.
Anda bisa mulai mendaftarkan diri anda ke broker tersebut apabila broker memiliki surat izin yang sah dan jelas serta diterbitkan oleh BAPPEBTI. Setelah itu anda sudah bisa berinvestasi di pasar komoditas.
Akan lebih baik jika anda mencari broker yang memiliki atau meberikan fasilitas berupa akun demo kepada anda. Bagi para trader pemula, akun demo ini akan sangat membantu anda berlatih cara melakukan trading dan menganalisa investasi komoditas.
Kurangi Risiko Investasi Komoditas
Setelah membaca faktor-faktor diatas, apakah anda sudah siap untuk berinvestasi konoditas?
Ingatkan diri anda untuk selalu memahami faktor-faktor tersebut sebelum berinvestasi komoditas. Dengan begitu, anda akan lebih bijak dalam berinvestasi komoditas.
Selain itu, risiko dalam berinvestasi komoditas juga bisa anda minimalisir. Sebagai hasilnya, keuntungan yang optimal dari investasi komoditas bisa anda peroleh.
Sumber: https://www.finansialku.com/risiko-investasi-komoditas/