Kamu yang ingin berinvestasi reksa dana, apakah kamu tahu jenis strategi investasi apa saja yang digunakan para investor di reksa dana? Dari sekian banyak strategi investasi, ternyata ada 4 strategi ampuh yang digunakan oleh para investor untuk berinvestasi di reksa dana, yaitu Lump Sum, Dollar Cost Averaging, dan Value Cost Averaging.
Strategi-strategi tersebut memang terdengan keren. Tapi, apakah profit yang didapatkan juga keren?
Keempat strategi tersebut akan dibahas lebih detail lagi. Ingatkan dirimu jika ingin mendapatkan pemasukan bulanan, maka investasi reksa dana termasuk salah satu strateginya. Mempelajari produk, dan belajar dari kesalahan yang sudah di perbuat adalah salah saru cara untuk mengoptimalkan hasil investasi.
Berikut ini adalah beberapa strategi ampun untuk investasi reksa dana untuk mendapatkan profit yang tinggi. Simak baik-baik ya!
Strategi Lump Sum
Strategi ini merupakan cara investasi dimana investor menginvestasikan seluruh dana yang ia miliki di masa awal investasi. Jadi, misalkan kamu punya uang Rp15 juta, maka seluruh uang tersebut akan kamu investasikan dan kamu tidak akan menambah dana investasi di kemudian waktu. Kamu akan memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan yang besar apabila kamu masuk di saat yang tepat (harga harga diskon atau harga murah).
Kelemahan dari strategi Lump Sum ini adalah pemilihan waktu pembelian yang tepat. Jangan sampai kamu salah waktu pembelian saat kondisi pasar sedang crash dan harga yang ditawarkan tinggi.
Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi yang penyetoran modalnya dilakukan secara bertahap. Misalkan seorang pekerja yang berinvestasi reksa dana sebesar Rp1.000.000 setiap bulannya. Jika kamu adalah seorang investor dengan modal yang tidak besar, maka strategi ini cocok untukmu. Kamu juga bisa memanfaatkan fitur penarikan otomatis atau auto debet dari beberapa produk reksa dana untuk memudahkanmu menyisihkan dana untuk investasi.
Dilihat dari keuntungan yang didapat, strategi ini tidak menghasilkan banyak keuntungan seperti pada strategi Lump Sum. Tetapi strategi ini bisa dimanfaatkan untuk memperkecil risiko dengan diversifikasi.
Strategi Value Cost Averaging (VCA)
Sebenarnya strategi ini hampir sama dengan DCA, yaitu investasi yang dilakukan pada waktu atau periode tertentu. Bedanya, pada strategi DCA kamu harus menyetorkan dana investasi dengan jumlah yang tetap, misalkan Rp1.000.000 per bulan. Bisa jadi jumlah unit reksa dana yang didapatkan berbeda-beda. Contohnya:
- Pada bulan Januari, harga reksa dana saham ABC Rp1.000, jika Ibu Rita investasi sebesar Rp1.000.000, maka Ibu Rita Mendapatkan Rp1.000.000 / Rp.1.000 = 1.000 unit.
- Bulan Februari, harga reksa dana saham ABC Rp2.000, jika Ibu Rita investasi sebesar Rp1.000.000, maka Ibu Rita Mendapatkan Rp1.000.000 / Rp2.000 = 500 unit.
Sebaliknya, jika kamu menggunakan strategi VCA, maka unit yang harus dibeli setiap bulannya harus ditentukan. Misalkan Ibu Susi telah menentukan membeli 1.000 unit setiap bulannya, maka:
- Pada bulan Januari, harga reksa dana saham ABC Rp1.000, maka Ibu Susi harus berinvestasi sebesar 1.000 unit x Rp.1000 = Rp1.000.000
- Bulan Februari, harga reksa dana saham ABC Rp1.500, maka Ibu Susi harus berinvestasi sebesari 1.000 unit x Rp.1.500 = Rp1.500.000
Strategi Constant Share atau Dollar Constant Share
Sebenarnya strategi ini bisa sangat cocok jika kamu berinvestasi saham. Meskipun sedikit sulit, beberapa ahli mengatakan bahwa strategi juga dapat diterapkan saat investasi reksa dana.
Contohnya seperti ini:
Pak Hadi memiliki seorang anak berusia 15 tahun. Rencananya 3 tahun lagi anak Pak Hadi akan masuk kuliah. Saat akan memasuki kuliah, Pak Hadi harus telah menyiapkan uang sebesar Rp50.000.000. Jika Pak Hadi Mendapatkan rata-rata 15%/tahun, maka berapa besar uang yang harus disisihkan Pak Hadi untuk diinvestasikan setiap bulannya?
Kesimpulan
Setelah melihat 4 strategi investasi reksa dana di atas, manakah strategi yang kamu rasa paling cocok dengan kondisi keuanganmu? Berbagai strategi di atas tentunya memiliki cara memperoleh keuntungan yang beragam. Maka, buatlah perencanaan keuangan yang jelas sehingga kamu bisa menentukan strategi investasi reksa dana paling cocok untuk mencapai tujuan finansialmu.
Sumber: