Potensi keuntungan (return) dan potensi risiko (risk) selalu saja berdampingan dalam berinvestasi. Apakah hal ini juga terjadi pada reksa dana?
Sama seperti investasi lain, reksa dana juga memiliki risiko yang melekat pada produknya, seperti risiko pengelolaan dan risiko ekonomi.
Untuk infomasi lebih detail, berikut ini ada 6 penjelasan potensi risiko investasi reksa dana yang wajib kamu ketahui. Semoga dengan membaca informasi ini kamu bisa membuat strategi untuk mengantisipasi risikonya.
1. Tidak ada jaminan untung
Hal utama yang perlu kamu ingat pada saat memulai investasi yaitu seluruh instrumen investasi tidak ada yang memberikan jaminan atas keuntungan yang akan kamu dapatkan.
Ingat! Tidak ada jaminan keuntungan. Lalu, bagaimana dengan modalnya? Ternyata, untuk beberapa produk investasi masih memberikan jaminan pengembalian modal, terutama produk-produk yang berhubungan dengan obligasi. Salah satu produk reksa dana yang memberikan jaminan pada modal adalah reksa dana terproteksi.
Apabila kamu ditawarkan produk reksa dana oleh tenaga penjual bank atau agen, kamu harus memperhatikan satu hal, yaitu fund fact sheet atau kinerja reksa dana yang diberikan.
Sebenarnya fund fact sheet merupakan laporan kinerja periode sebelumnya. Hal ini penting untuk kamu garis bawahi, karena kinerja reksa dana bukanlah proyeksi jaminan keuntungan di masa depan.
2. Risiko likuiditas
Dalam investasi, likuiditas dapat diartikan sebagai seberapa mudah penjualan atau pencairan sesuai nilai wajar atas sebuah aset atau produk keuangan.
Berdasarkan sifatnya, reksa dana, obligasi, dan saham cenderung bersifat likuid. Tetapi ada juga yang bersifat tidak likuid untuk reksa dana jenis tertentu.
3. Inflasi
Potensi kerugian lain dapat berasa dari inflasi atau kenaikan harga barang. Risiko ini akan sangat merugikan karena hasil investasi dari reksa dana nilainya lebih kecil daripada harga barang saat itu.
Contohnya, saat ini inflasi sebesar 8% dan hasil investasi reksa dana kamu hanya 7%, maka bukannya untung kamu malah mendapatkan kerugian -1%.
4. Risiko efek
Adanya permasalahan dengan efek bisa menjadi sebuah potensi risiko terhadap efek. Maksud dari efek sendiri adalah berbagai produk keuangan yang dijual di bursa, seperti obligasi dan saham.
Salah satu contoh dari risiko efek adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh peruahaan penerbit bahwa mereka gagal membayar pokok dan/atau kupon obligasi.
5. Tidak patuh
Adanya kecurangan oknum dari manajer investasi atau oknum tertentu bisa menjadi potensi risiko lain dari reksa dana.
Contoh dari ketidakpatuhan dalam reksa dana adalah ketika adanya ketidak-sesuaian terhadap peraturan-peraturan yang menyangkut reksa dana, maupun kecurangan internal baik pihak bank kustodian maupun manajer investasi.
6. Risiko manajer investasi
Reksa dana yang dibeli oleh investor dapat diartikan bahwa investor telah membeli suatu portofolio efek. Permasalahan disini adalah ketika return yang didapatkan berbeda-beda antara satu manajer investasi dengan manajer investasi lainnya.
Sebenarnya ini bukanlah kecurangan, tetapi risiko dari poin ini berkaitan dengan pengalaman, pengetahuan, dana yang dikelola, keahlian, dan teknik investasi yang pastinya ada perbedaan dalam penerapannya oleh manajer investasi.
Kesimpulan
Potensi risiko pasti akan selalu ada untuk semua investasi, termasuk reksa dana. Tidak adanya jaminan keuntungan, likuiditas, inflasi, efek, ketidakpatuhan, dan manajer investasi merupakan 6 risiko utama dalam investasi reksa dana yang harus kamu ketahui.
Banyaknya risiko tersebut seharusnya tidak membuat kamu mundur untuk berinvestasi reksa dana, tetapi risiko-risiko tesebut akan membuatmu lebih berhati-hati dalam berinvestasi terutama reksa dana.
Membuat strategi untuk mengurangi risiko merupakan salah satu strategi utama yang harus kamu lakukan. Selain itu jangan lupa juga untuk membuat rencana keuangan untuk mencapai berbagai tujuan keuanganmu.
Sumber: https://www.finansialku.com/6-potensi-risiko-investasi-reksadana-yang-perlu-kamu-awasi/