Harga emas lokal dan nilai tukar dolar AS dan rupiah menjadi hal yang memengaruhi pergerakan harga emas batangan. Sedikit sulit untuk melakukan prediksi kenaikan atau penurunan harga emas sejak tahun 2012, adpahal sebelumnya harga emas cenderung stabil dan terus naik.
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing memengaruhi tidak stabilnya harga emas, sehingga sulit untuk memprediksi harganya. Selain itu dollar yang menguat juga membrikan efek jatuhnya harga emas, termasuk emas yang bersertifikat.
Pada awalnya, harga emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan cenderung naik, sehingga banyak investor yang menyukai investasi emas. Tapi sayangnya karena harga emas sudah mulai sulit di perkirakan karena harga yang naik turun, membuat pamor emas sebagai investasi menurun. Apa saja hal yang membuat investasi emas tidak menguntungkan? Berikut adalah faktor-faktornya.
Faktor 1: Paper Gold
Paper gold adalah sebuah kontrak jual beli emas yang menggantikan transaksi jual beli emas dalam bentuk fisik. Salah satunya adalah ETF (Exchange Traded Fund) yang diperjualbelikan di bursa efek. Sama seperti saham, etf adalah kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatat dan diperjualbelikan di bursa efek. Dengan membeli etf, sebenarnya kamu hanya membeli paper gold saja bukan emas fisik.
Tanpa disadari ternyata harga emas yang yang naik turun juga dipengaruhi oleh harga paper gold. Paper gold akan menjatuhkan harga emas secara signifikan saat kondisi pasar sedang jatuh. Meskipun kondisi penawaran dan permintaan emas sedang stabil, hal ini tetap dapat terjadi.
Untuk transaksi jangka pendek sebenarnya ini merupakan kabar baik karena paper gold tidak terlalu berpengaruh. Namun kamu harus hati-hati dan mencari alternatif untuk mencari jenis investasi lainnya apabila kamu menggunakan emas untuk investasi jangka panjang karena dikhawatirkan untungnya yang tidak besar.
Faktor 2: Perbedaan Pandangan terhadap Inflasi
Apakah kamu bisa memprediksi ada atau tidaknya inflasi besar-besaran di masa depan? Jika iya, maka akan lebih mungkin dan masuk akal apabila kamu lebih memegang dan memperbanyak emas daripada uang tunai karena inflasi yang cukup parah akan memengaruhi nilai uang. Meningkatnya harga karena peningkatan persediaan uang memang menjadi salah satu penyebab inflasi. Hal ini membuat sebagian besar orang akan mencari perlindungan atas inflasi dengan berinvestasi emas.
Nyatanya ada beberapa orang yang memiliki perbedaan pandangan terhadap inflasi. Pandangan baru yang muncul tentang inflasi yaitu persediaan uang yang sebenarnya tidak bertambah, tetapi pemerintah menggunakan quantitative easing (QE) sebagai cara untuk mengganti produksi uang. Tentunya pandangan ini sangat berbeda dengan pandangan banyak orang.
Sebenarnya, QE ini adalah suatu kebijakan monenter untuk bank sentral membuat uang elektronik guna membeli obligasi jangka panjang. Maka dari itu tidak akan muncul sebuah inflasi karena tidak adanya kelebihan persediaan uang.
Secara otomatis investasi emas akan dinilai sama saja dengan jenis investasi lain apabila pandangan ini mulai dipercaya oleh banyak orang. Tentunya harga emas akan terus jatuh dan nilai emas semakin dilihat tidak berharga.
Faktor 3: Tidak Ada Standar Logam Mulia
Ternyata tidak ada standar jelas untuk logam mulia dalam dunia investasi logam mulia. Bahkan diprediksi sampai dunia runtuh tidak akan ada yang namanya standar logam mulia. Kenapa? Alasannya karena dalam dunia logam mulia tidak ada yang cukup untuk bisa dijadikan standar harga emas.
Logam mulia tentu akan berubah fungsi menjadi uang apabila ada standar uang bagi logam mulia. Pada zaman dahulu memang tidak banyak uang yang beredar karena emas pernah dijadikan sebagai alat tukar. Lalu apakah kondisi ini akan membuat orang bahagia?
Faktor 4: Mitos yang Mengatakan Nilai Emas Stabil
Ingatkan dirimu bahwa nilai emas yang selalu stabil dan cenderung naik adalah sebuah mitos. Ingatlah bahwa keseimbangan permintaan dan penawaran emas di pasaran tentu akan memengaruhi harga emas.
- High supply, low demand: nilai emas akan turun apabila semakin banyak emas yang beredar sehingga emas dinilai akan mudah dimiliki dan tidak berharga.
- High demand, low supply: nilai emas akan tinggi apabila emas semakin sulit ditemukan dan menjadi barang langka.
Apa alasan yang membuat logam mulia lain kalah pamor dengan emas? Hal ini disebabkan karena kelangkaan emas yang semakin langka dibandingkan dengan perak, sehingga apabila zaman dahulu harga emas dan perak bersaing, maka saat ini harga emas berada jauh di atas harga perak. Keberadaan dan permintaan emas akan selalu membuat kondisi dan harga emas berubah-ubah kapan saja. Sehingga jika kamu tetap menganggap harga emas akan selalu naik dan stabil tandanya kamu kamu mempercayai mitos.
Faktor 5: Logam Mulia termasuk Komoditas
Anggapan emas adalah raja dari semua jenis logam mulia adalah anggapan yang banyak dipercaya oleh banyak orang. Hal ini disebabkan karena kekayaan dan kekuasaan pada zaman dahulu dilihat dari kepemiliki emas. Contohnya adalah untuk membedakan status antara pemegang kekuasaan dengan para rakyat biasa, para keluarga kerajaan menggunakan emas pada tahda dan pakaiannya.
Tahukah kamu ada satu fakta pahit yang tidak banyak orang ingin mendengarnya, yaitu emas hanyalah logam biasa. Alasan supply emas yang tidak mampu mengimbangi demand membuat emas berhasil menjadi jenis logam yang memilki harga cukup tinggi.
Agar Tetap Untuk Investasi Logam Mulia
Sebenarnya dengan melihat pergerakan harga emas secara rutin untuk memprediksi nilainya merupakan sebuah kunci untuk tetap aman berinvestasi logam mulia. Setiap saatnya akan selalu ada fluktuasi yang terus terjadi, sehingga investasi apapun tidak memberikan keuntungan terus menerus. Tentunya setiap orang akan menginginkan dan memimpikan hal yang sama, yaitu mengetahui masa depan logam mulia secara pasti. Tetapi tidak semua prediksi akan tepat sasaran.
Kamu bisa mulai untuk memantau harga emas dan kondisi pasar untuk dapat memprediksi harga emas dalam waktu dekat. Kamu juga bisa mendapatkan gambarang yang lebih jelas tentang kondisi investasi emas apabila sering melakukan beberapa pemantauan seperti melihat kondisi supply-demand-nya, membandingkan persentasi inflasi tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, atau kamu juga bisa melihat dari kuat lemahnya nilai tukar rupiah saat ini.
Sumber: