Diversifikasi Investasi berarti meletakkan dana kita di beberapa instrumen investasi, tidak hanya berfokus pada satu jenis investasi untuk menghindari resiko. Karena ada petuah yang mengatakan “Jangan menaruh seluruh telur dalam satu keranjang”
Pernah ga punya temen yang pamer portofolionya berlebihan kayak …
“Wuihh, portofolio saham gue nih naik 200%, padahal cuman sebulan, kalah Warren Buffet nih!”
Nah, padahal yaaaa. Mungkin aja nih dia tuh cuman masukin 20% dari total portofolio dia kesitu, karena dia melakukan diversifikasi investasi. Jadi ya kayak kurang berasa aja pertumbuhan portofolio dia secara keseluruhan, karena yang naik 200% itu cuman 20% dari total portofolio dia.
Concentrated Portfolio
Nah ini merupakan lawan dari diversifikasi investasi. Secara penalaran, sebenernya ini yang paling masuk akal kalau kita mau punya return portofolio yang tinggi. Penyebabnya, karena kita akan menggunakan sebagian besar dana kita untuk satu instrumen investasi. Cara ini adalah bet big. Tapi apakah wise untuk kita pake cara ini?
Nah inget nih, kita bisa juga mengalami kerugian. Jadi, orang yang menggunakan strategi concentrated portfolio, ketika rugi akan mengalami kerugian yang cukup besar daripada yang melakukan diversifikasi.
for every additional excess return, expect additional risk.
Selalu inget kalimat itu ya teman teman.
Tidak ada yang bisa meramal hari esok, nah itu sebabnya baik untuk kita melakukan diversifikasi investasi. Gimana cara diversifikasinya?
Baca juga : Diversifikasi Portofolio bagi Investor Pemula, Apa Perlu?
5 Poin Diversifikasi Investasi
1. Investment Goal
Nah ini berisi pertanyaan apa yang mau kita capai?
Misal, kita mau mengumpulkan dana 25 Juta untuk menikah.
2. Time Horizon
Untuk ini berisi pertanyaan mengenai jangka waktu untuk mencapai tujuan tersebut?
Dengan tujuan menikah, bisa kita perkirakan mungkin 1 tahun dari sekarang. Nah berarti kita butuh instrumen investasi yang jangka waktu pendek.
3. Profil Resiko
Pertanyaan ini terkait dengan profil resiko kita. Kan ada 3 tuh ya Agresif, Moderat, Konservatif. Contoh pertanyaannya, kira kira mana tingkat resiko yang dapat kita tanggung?
Nah resiko yang harus kita ingat bahwa jika ingin menikah tentunya kita sudah janji dengan calon pasangan dan calon mertua, dan berarti resiko yang bisa kita tanggung kecil, sehingga tidak menimbulkan potensi kerugian.
4. Liquidity
Liquidity ini berarti mengenai sulit atau tidaknya aset investasi kita dicairkan. Nah pertanyaannya seberapa penting likuiditas dalam tujuan investasi kita? Apakah kita perlu untuk menarik dana sewaktu waktu?
Nah cari jangka waktu yang bisa dicairkan selama satu tahun ke depan.
5. Modal
Yang ini berisi pertanyaan berapa modal yang kita miliki? Berapa dana yang bisa kita tambah di masa datang?
Liat uang yang kita punya sekarang berapa? Semisal ada 15 juta. Kemudian, kita hanya bisa sisihkan 750 ribu setiap bulan hingga tahun depan.
Setelah 5 hal tadi sudah terjawab, kita bisa tau nih bahwa uang yang terkumpul hanya 24 Juta, masih kurang nih 1 Juta lagi.
Nah, kita cari investasi yang kira kira bisa memberikan return untuk menutupi kekurangan itu. Cari return investasi yang sekiranya 5% saja karena kita butuh instrumen investasi yang rendah resiko. Dengan ini maka, deposito danatau reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan kita untuk diversifikasi investasi.
Nah…
Diversifikasi sendiri bukan hanya dilakukan lintas kelas aset (misal, pasar uang dan deposito, seperti yang dicontoh), tapi juga bisa dalam satu kelas aset seperti saham industri perbankan dan komoditas.