Belakangan ini, ada salah satu merek dessert asal Tiongkok yang menuai perhatian para netizen, Sobat Finplan. Kamu juga pasti nggak asing lagi, deh. Bisnis franchise perusahaan dessert tersebut semakin menjamur di tiap daerah di Indonesia. Bahkan sampai banyak meme yang tersebar di media sosial.
Nggak aneh sih kalau gerai tersebut muncul begitu banyak, sebab minat banyak orang semakin tinggi karena rasanya yang enak dan harganya yang relatif terjangkau. Terlebih lagi, bisnis franchise seperti itu memang menjanjikan, lho.
Ingin tahu apa itu franchise beserta plus minusnya? Simak pemaparannya berikut ini, ya!
Apa Itu Bisnis Franchise?
Masyarakat Indonesia juga mengenal franchise dengan waralaba. Jadi, waralaba adalah metode untuk distribusi produk dan layanan dengan menggunakan brand yang sudah eksis di pasaran. Bisnis ini melibatkan Franchisor atau pemilik merek dagang dan sistem bisnis.
Sistem waralaba pertama kali muncul berkat seorang apoteker bernama John S. Pemberton. Beliau meracik minuman kola paling terkenal sejagat raya pada tahun 1886. Untuk memperluas bisnisnya, Pemberton memberikan lisensi produknya untuk pengemasan dan distribusi kepada orang lain yang berminat.
Beberapa cabang merek kuliner, toko, atau gerai lainnya yang kamu lihat di sekitarmu merupakan bagian dari sistem operasi franchise, Sobat Finplan. Mengutip laman Jurnal Entrepreneur, izin waralaba tercantum dalam Permendag No. 17/2019 tentang Penyelenggaraan Waralaba. Kalau kamu sudah punya izin usaha (begitu juga dengan pewaralaba), modal, tempat, dan keahlian bisnis yang mumpuni, kamu pun berpeluang meraup cuan lewat usaha franchise.
Keunggulan Bisnis Franchise
Ide bisnis waralaba punya beberapa keuntungan yang menjanjikan. Pemilik lisensi dapat berekspansi dalam skala besar dan terwaralaba (franchisee) mendapat kesempatan bisnis tanpa risiko yang tinggi. Mengutip laman Kementerian Koperasi dan UKM, berikut ini Finplan akan membagikan sisi positif dari usaha waralaba bagi mereka yang berminat.
1. Mendapat Pelatihan dan Dukungan Penuh
Siapapun yang bergabung ke dalam suatu bisnis waralaba, nantinya akan menerima bekal ilmu untuk mengembangkan dan menjalankan usaha dengan baik. Nah, sebagai bagian dari paket waralaba, Pewaralaba memberikan fasilitas periklanan dan pemasaran gratis secara menyeluruh untuk promosi gerai baru, yang mana cukup sulit untuk pebisnis mandiri.
2. Rendah Risiko
Kenapa sih bisnis semacam ini bisa minim risiko? Yes, karena usaha waralaba telah dirancang dalam waktu yang cukup lama oleh para profesional yang mengerti geliat usaha jenis ini. Jadi, semisal kamu mengalami kendala, para mentor akan membantu dalam penyelesaian masalah.
Beda cerita bila kamu merintis bisnis dari awal tanpa keahlian bisnis. Peluang untuk terjadinya chaos dan kegagalan dapat lebih tinggi.
3. Ingin Pinjam Dana Ke Bank? Gampang!
Poin yang satu ini menarik banget. Jika kamu hendak terjun ke bisnis waralaba, kamu bisa pinjam modal di bank dengan mudah. Pasalnya, bank menyukai nasabah yang punya risiko lebih kecil karena bisnisnya.
4. Waktu Kerja yang Relatif Fleksibel
Sebagian besar waralaba kecil dapat kamu di rumah. Kamu pun nggak perlu mencari karyawan tambahan, sehingga lebih mudah untukmu mendapatkan keuntungan dalam waktu yang singkat.
Baca juga: Bisnis Minim Modal? Yuk Intip Ide Bisnis Anak Muda Berikut!
Kerugian dari Bisnis Franchise
Walau minim risiko, yang namanya bisnis ternyata nggak lepas dari kekurangan, Sobat Finplan. Kamu perlu persiapan penuh untuk berani gabung jadi franchisee, seperti yang dikutip dari laman Jurnal Entrepreneur:
1. Tingginya Investasi Awal
Kamu yang tertarik berinvestasi pada brand besar perlu menyiapkan kondisi keuangan yang prima, ya. Besaran anggaran memang tergantung dari skala waralaba yang kamu pilih. Pastikan juga kalau kamu sudah teredukasi dengan baik perihal jumlah royalti dan investasi awalnya.
2. Keterbatasan dalam Mengontrol Bisnis Franchise
Jika dilihat dari sisi pemilik brand, dia harus memberikan tanggung jawab ke terwaralaba dan nama baik brand kepada orang lain. Bila salah satu anggota franchise melakukan kesalahan, hal ini dapat mencoreng reputasi pada brand tersebut. Pemilik juga sulit memantau kualitas produk di setiap cabang.
Kalau dari sudut pandang franchisee, meskipun dia telah membayar atas hak penggunaan merek dan kekayaan intelektual lainnya, dia tidak berhak melakukan perubahan apapun, sebab semua sistem operasional telah ditentukan dan franchisee harus tunduk pada ketentuan tersebut.
3. Tren yang Cepat Berubah
Hari ini sedang tren minuman yogurt. Kalau besok? Bisa berubah lagi lho trennya. Perilaku konsumen yang seperti ini dapat membuat pembeli waralaba terjebak tren pasar dan kesulitan dalam menjual produknya.
4. Pemotongan Laba
Ketentuan ini berlaku sebab pembeli waralaba wajib untuk membayar royalti dari laba yang didapatkan. Jika keuntungannya sedikit, berarti keuntungan itu akan dipotong untuk menutupi biaya royalti tersebut.
Jadi, kalau kamu sungguh-sungguh ingin menekuni bisnis franchise, pastikan dulu bahwa kamu tahu sistem dan ketentuan yang berlaku. Jangan lupa untuk terus belajar ilmu terkait bisnis agar usahamu bisa lancar jaya, ya, Sobat Finplan!