Investasi itu penting gak sih? Penting dong! Investasi itu merupakan salah satu bentuk persiapan untuk menunjang masa depan yang lebih mantap. Siapa sih yang gak mau masa depannya aman, terjamin, bahkan bisa mencapai financial freedom, idaman semua orang dong. Dengan berinvestasi, apa yang kamu impikan di masa depan seperti punya rumah minimalis tapi elit ataupun keinginan untuk keliling dunia, ditambah dengan perencanaan dan pengelolaan keuangan yang matang, impianmu itu possible tercapai, lho! Eh tapi, tetap diingat ya, bahwa ketika kamu mengambil keputusan untuk berinvestasi, pasti ada juga risiko investasi.
Hah, emang ada Risiko Investasi?
Ada dong! Tentu, selain dapat potensi keuntungan yang bisa investor peroleh, ada juga risiko investasi yang investor bisa alami. Emang apaan sih risiko investasi tuh? Well, basically, risiko investasi itu merupakan potensi kerugian yang dapat dialami oleh investor dari kegiatan investasi yang dilakukan. Nah, dalam proses investasi, umumnya, semakin tinggi potensi keuntungan yang dapat investor peroleh, risiko investasinya juga semakin tinggi! Sebaliknya, jika potensi keuntungannya rendah, maka risiko investasinya juga akan cenderung rendah.
Tapi tenang aja sobat Finplan! Kalau kamu tetep chill, menganalisa pasar dengan cermat, dan memahami apa aja risiko-risiko investasi yang bisa kamu alami, niscaya kamu akan terhindar dari kerugian investasi!
Risiko Investasi tuh ada apa aja sih?
Ada beberapa risiko investasi yang perlu kamu cermati dan waspadai nih, cekidot!
1. Risiko likuiditas
Likuiditas adalah risiko investasi yang perlu kamu waspadai. Likuiditas merupakan tingkat kemudahan sebuah aset untuk dapat terkonversi menjadi uang tanpa mempengaruhi harga pasarnya. Berdasarkan definisi tersebut, kita tahu bahwa risiko ini berkaitan dengan kesulitan seorang investor untuk mengubah aset menjadi uang tunai. Nah, perlu kamu pahami ya, bahwa risiko likuiditas itu berbeda dengan penurunan aset investasi. Risiko likuiditas ini possible terjadi akibat tidak ada minat dari pihak lain untuk membeli atau menukar aset yang kamu punya.
2. Risiko Inflasi
selanjutnya, risiko investasi yang kedua adalah risiko inflasi atau juga dapat disebut sebagai risiko daya beli. Inflasi memiliki makna yaitu kenaikan harga barang atau jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Akibat adanya inflasi tersebut, nilai kas dari investasi saat ini tidak akan memiliki value yang tinggi di masa yang akan datang. Akibat kenaikan harga aset melewati batas harga konsumsi tersebut, potensi penurunan daya beli masyarakat juga dapat meningkat. Sebagai contoh, jika kamu menginvestasikan danamu sebesar 10 juta dengan tingkat inflasi per tahun sebesar 2.5%. Maka, setiap tahunnya, dana tersebut akan berkurang sebesar 250 ribu! Makanya, inflasi itu perlu jadi concern kita juga ya!
3. Risiko Pasar
hal selanjutnya adalah Risiko pasar yang kaitannya dengan fluktuasi atau naik turunnya nilai aset di pasar juga perlu kamu warpadai. Fluktuasi harga aset dipasar dapat terjadi akibat adanya perubahan sentimen keuangan pasar seperti obligasi dan saham. Perubahan tersebut umumnya terjadi pada kondisi kondisi tersentu seperti resesi ekonomi, kerusuhan, perubahan politik, dan lain lain.
4. Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Jenis risiko investasi ke empat adalah atau risiko nilai tukar mata uang atau juga dapat disebut sebagai risiko valuta asing. Jenis ini berhubungan dengan adanya perubahan atau fluktuasi kurs mata uang suatu negara terhadap kurs mata uang negara lain. Risiko yang juga sering disebut currency risk dapat terjadi akibat dari adanya perubahan valuta asing di pasaran dan pada saat dikonversikan ke mata uang rupiah tidak sesuai dengan harapan. Kondisi yang memungkinkan terjadinya risiko ini adalah ketika mata uang domestik kita, which means rupiah tengah melemah.
5. Risiko Reinvestment
Last but not least, risiko investasi yang perlu kamu waspadai adalah risiko reinvestment. Risiko investasi Reinvestment dapat terjadi ketika kamu kembali membeli suatu investasi yang bunganya lebih rendah dibandingkan yang sebelumnya. Contohnya, kamu nih beli obligasi surat utang saat tahun 2021 dengan keuntungan 5% menggunakan suku bunga tetap. Ketika tahun 2023 suku bunga obligasi itu turun menjadi 4%. Ketika kamu membeli kembali obligasi di jenis yang sama di tahun 2023, ya of course kamu gak akan bisa dapetin keuntungan yang sama seperti pada tahun 2021. Oleh karenanya, sebelum kamu melakukan sebuah investasi, kamu perlu memperhitungkan potensi imbal hasil yang bisa kamu dapatkan. Walaupun kamu udah ngerasa nyaman dan klik banget di suatu instrumen, bukan berarti instrumen tersebut akan selalu memberikan keuntungan yang optimal ya!
Nah, jadi gimana nih? Udah ada gambaran kan kira-kira risiko investasi apa aja yang perlu kamu sebagai seorang investor pahami, cermati, dan waspadai? Udah dong yaa! Dengan memahami jenis-jenis risiko ini, kamu yang baru akan memulai investasi bisa lebih menimbang-nimbang dulu ya sebelum menginvestasikan danamu! Biar kerugian-kerugian tak terduga itu tidak terjadi!
Kamu masih penasaran gak nih soal investasi? Ingin belajar investasi tapi masih takut-takut buat mulai? No problemo! Finplan hadir nih untuk bantu kamu belajar tentang investasi dengan murah, mudah, dan mantap! Langsung aja yuk cek disini!
Semoga tulisan ini bisa membuka wawasan kamu ya! See you next time!