Jika ada kategorisasi perbankan dalam hal “merakyat” mungkin akan jatuh kepada bank yang memiliki ticker saham BBRI. Hampir di setiap mini market atau di setiap jalan yang kita lewati pasti ada mesin ATM BRI. Atau kita sendiri adalah nasabah dari bank BRI.
Pada rilis laporan keuangan tahun 2021 cukup mengejutkan ketika laba bersih dari saham BBRI ini melonjak sebesar 75.53% year-on-year menjadi Rp. 32.22 Triliun, lebih besar dari bank BCA pada periode sebelumnya yang mencetak laba tertinggi. Kemudian ada berita mengejutkan lainnya dari saham BBRI.
Ketika memasuki musim pengumuman deviden perbankan, yaitu di bulan maret atau april. Bank BRI memberikan informasi bahwa akan memberikan deviden jumbo, yaitu sebesar Rp. 26,4 Triliun atau Rp. 174.23 per lembar saham. Mengingat pemegang saham pengendali adalah Negara Republik Indonesia sebesar 53%, maka BRI akan memberikan dividen sebesar Rp. 14.04 Triliun. Bank merakyat, laba meroket, dividen jumbo, bagaimana kinerja dari bank BRI pada tahun 2021 lalu? Kenapa nih pede banget ngasih dividen jumbo?
Aset saham BBRI Terbesar
Kita coba bongkar dari aset terlebih dahulu. Bank BRI yang merupakan bank yang kuat dari jajaran bank BUMN ini sudah berdiri sejak 126 tahun yang lalu, dan bank BRI ini aset sebesar Rp. 1,678.1 Triliun.
Laba yang Bertumbuh Signifikan
Bank BRI mencetak laba bersih sebesar Rp. 32.22 Triliun. Laba saham BBRI bertumbuh secara signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dan karena bank BRI ini terkenal dengan bank mikro atau bank yang dikhususkan untuk UMKM, penyaluran kredit bank BRI bertumbuh 7.16% year-on-year. Dengan kenaikan terbesar pada segmen mikro, yaitu sebesar 12.98% year-on-year.
DPK Bank BRI
Model bisnis dari perbankan adalah menyalurkan dana ke masyarakat, sehingga bisa mendapatkan interest income. Dalam hal menyalurkan dana ke masyarakat, bank membutuhkan dana terlebih dahulu. Dana ini didapatkan dari nasabah yang menyimpan uang di bank.
Dana yang disimpan ini bisa disebut sebagai DPK atau Dana Pihak Ketiga. Nah, dana pihak ketiga ini akan memunculkan beban bunga (cost of funds). Namun, DPK ini akan mendorong pendapatan bank, karena akan disalurkan ke dalam bentuk pinjaman ke masyarakat. Saat ini, DPK dari bank BRI sendiri adalah sebesar Rp. 1,152 Triliun, DPK yang paling besar dari big 4 bank yang ada di Indonesia. Dengan DPK yang besar seperti ini, bank BRI memiliki kesempatan besar untuk menyalurkan dananya yang nantinya bisa memberikan pendapatan bunga.
Ancaman Suku Bunga The Fed
Inflasi di AS mencapai 7.5%, ini merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Hal ini bisa menyebabkan The Fed (Bank sentral Amerika Serikat) akan menaikan suku bunga lebih cepat dan agresif. Selain akan menyebabkan foreign capital outflow dari Indonesia, BI selaku bank sentral Indonesia dapat juga menaikan suku bunga acuan, walaupun tidak akan setinggi The Fed.
Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, ada kemungkinan naiknya resiko kredit macet dari debitur yang sebelumnya restrukturisasi utang. Dan kredit bisa tidak terjangkau oleh pembeli sehingga jumlah kredit berpotensi turun.
Rasio Rasio Keuangan
Dari tabel rasio keuangan tersebut, saham BBRI memiliki nilai rasio lebih baik dari rata rata sektor secara keseluruhan. Namun walaupun demikian, jika kita melihat pada rasio valuasi, saham BBRI ini tergolong overvalued dari bank besar lainnya, dapat kita lihat dari angka rasio valuasi (EV/EBIT. P/Sales. P/E) yang cukup besar.
Valuasi Saham BBRI
Sekarang kita coba pake metode valuasi PBV Band.
Caranya cukup mudah, pertama kita cari dulu BVPS (Book Value per Share) untuk 5 tahun terakhir dari saham BBRI. Tujuan dari melakukan ini adalah agar kita mengetahui growth BVPS saham BBRI selama 5 tahun terakhir.
Langkah selanjutnya, kita menghitung BVPS di masa depan dengan mengalikan current BVPS (1,905) dengan growth rata rata 5 tahun. Kita dapat 2,099.
Nah setelah itu kita cari PBV band dari saham BBRI. PBV band ini merupakan standard deviasi dari PBV, dan sumber yang menyediakan ini hanya di stockbit.
Kita menggunakan mean PBV, +1 PBV standard deviation, dan -1 PBV standard deviation.
Dari gambar tersebut kita dapat informasi bahwa :
- Mean PBV = 2.51
- +1 PBV standard deviation = 2.81
- -1 PBV standard deviation = 2.21
Final step, kita mengalikan BVPS di masa depan dengan setiap band PBV yang ada. +1 untuk best case, -1 untuk worst case, dan mean untuk base case.
Menggunakan PBV Band Valuation, kita bisa mendapatkan bahwa harga saham BBRI :
- Best Case : Rp. 5,900
- Base Case : Rp. 5,270
- Worst Case : Rp. 4,640
Margin of Safety menuju best casenya adalah 24.74%, menggunakan data harga saham BBRI pada saat artikel ini dibuat, yaitu Rp. 4,730.
Apakah harga saham BBRI bisa mencapai targetnya ke 5,900?
Teknikal Saham BBRI
Kalo kita melihat dari sisi teknikal, maka saham BBRI ini masih bergerak uptrend.
Primary trend BBRI masih menunjukkan pergerakan harga akan terus bergerak naik. Namun pada saat ini BBRI tengah membentuk konsolidasi. Sehingga trading plan yang terbentuk adalah sebagai berikut:
- Area buy: menunggu harga bergerak menyentuh support dan beli pada 4,350-4,550.
- TP 1 : All time High saham BBRI : Rp. 4,840
- TP 2 : Rp. 5,000
- TP 3 : Rp. 5,270
- Stop loss : Under Rp. 4,280