Investasi reksa dana merupakan salah satu jenis investasi dimana kita sebagai investor menitipkan sejumlah dana atau modal untuk dikelola oleh perusahaan manajer investasi menjadi sebuah portofolio efek. Lalu, bagaimana dengan bentuk dari reksa dana? Inilah studi kasus dari sebuah investasi reksa dana:
Kamu membeli reksa dana dengan harga per unit Rp 1.000 sebanyak 1.000 unit. Lalutahun berikutnya ternyata ada kenaikan harga reksa dana menjadi Rp 1.500 per unit, dan kamu menjual semua reksa dana sebanyak 1.000 unit. Maka, kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 500 per unit atau Rp 500.000 untuk semua investasimu.
Dalam berinvestasi, pasti akan akan ada risiko yang timbul, begitu juga dengan reksa dana. Ternyata ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seseorang dalam menoleransi risiko produk investasi reksa dana.
Di bawah ini adalah beberapa faktor yang bisa membantumu meminimalisir risiko investasi reksa dana.
1. Investasi dengan uang dingin
Uang dingin atau dana dingin (discretionary income) merupakan uang sisa dari pendapatan bulanan yang tidak dialokasikan untuk apapun. Kamu bisa memilki uang dingin ini dengan cara mengurangi pendapatan per bulan dengan seluruh biaya yang sudah dialokasikan seperti pajak, cicilan, asuransi, dan kebutuhan lainnya. Uang yang masih tersisa itu disebut sebagai uang dingin.
Dalam pengertian lain, uang dingin dianggap sebagai uang menganggur yang memang tidak diperuntukkan untuk keperluan apapun.
Tingkat risiko rendah bisa kamu dapatkan apabila melakukan investasi reksa dana dengan uang dingin ini. Tetapi hal ini hanya salah satu dari faktor lain yang bisa meminimalisir toleransimu terhadap risiko reksa dana.
2. Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang atau long term investment adalah sebuah investasi yang dilakukan dalam waktu yang lama, dan biasanya digunakan untuk sebuah persiapan yang besar seperti dana pensiun. Efek suku bunga yang semakin tinggi dan hasil investasi diatas rata-rata inflasi menjadi salah satu alasan seseorang melakukan investasi jangka panjang.
Di dalam sebuah siklus ekonomi, kamu bisa memulai investasi reksa dana pada saat kondisi resesi (ekonomi melemah) dan mulai memperoleh keuntungan pada saat kondisi ekonomi menguat kembali.
Rata-rata hasil investasi apabila siklus ekonomi ini dilihat dalam rentang waktu yang panjang, maka hasil investasi reksa dana berada di ataas rata-rata inflasi.
3. Edukasi investasi reksa dana
Cara memperkecil risiko investasi reksa dana berikutnya adalah dengan memiliki tingkat edukasi yang cukup, serta pengalaman berinvestasi yang lebih tinggi dibandingkan orang lain.
Lalu, bagaiamana cara meningkatkan pengetahuan seputar investasi reksa dana? Belajar dari buku, koran investasi, artikel internet, diskusi dengan teman yang berpengalaman dalam investasi reksa dana serta mengikuti seminar tentang reksa dana merupakan cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan pengetahuan investasi reksa dana.
4. Kepribadian
Personality atau kepribadian ternyata merupakan salah satu fakto yang mempengaruhi seseorang dalam menerima atau mentoleransi sebuah risiko investasi.
Dibandingkan dengan orang yang pasif, orang dengan kepribadian agresif cenderung bisa menerima risiko yang lebih besar.
5. Kondisi pasar
Biasanya pasa investor akan mulai berinvestasi reksa dana ketika kondisi pasar sedang bullish atau kondisi pasar saham dengan posisi naik. Sebaliknya, para investor menghindari investasi reksa dana dan pasar saham ketika kondisi sedang bearish atau keadaan pasar sedang turun.
6. Faktor usia
Faktor berikutnya yang mempengaruhi seseorang dalam mentoleransi risiko investasi adalah usia. Orang yang masih berusia muda biasanya akan lebih berani mengambil risiko dibandingkan dengan yang sudah memasuki usia lanjut.
Menjadi konservatif merupakan sebuah kebiasaan seseorang yang berada di usia lanjut, karena mereka hanya perlu mengamankan harta atau aset yang dimiliki. Jenis reksa dana yang biasa digunakan untuk mengurangi risiko terdiri dari reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang (RDPU), dan reksa dana campuran.
7. Pendapatan atas investasi
Faktor terakhir yang dapat meminimalisir risiko investasi reksa dana adalah pendapat atau saran dari orang-orang yang mereka percaya. Akan ada sebuah kecenderungan untuk mengatur ualng tingkat penerimaan risiko apabila seseorang mendengarkan saran atau pendapat dari orang yang mereka rasa ahli dalam suatu bidang. Misalkan dalam investasi reksa dana, seseorang akan mengikuti saran yang diberikan oleh perencana keuangan.
Kesimpulan
Beberapa faktor di atas mungkin bisa membantu kamu dalam membuat strategi investasi reksa dana dengan risiko yang minim. Tetapi kamu harus selalu ingat bahwa dalam investasi, pasti akan ada juga risikonya. Maka dari itu, daripada tidak berinvestasi sama sekali karena takut menerima risiko, akan lebih baik berinvestasi dengan hati-hati dan berusaha untuk mempertimbangkan setiap keputusan yang dibuat.