Nilai kurs rupiah menjadi salah satu informasi utama dalam portal berita dan redaksi khusus ekonomi dan bisnis. Bagi masyarakat awam, mungkin situasi nilai tukar rupiah yang melesu tidak begitu terasa pada kehidupan sehari-hari. Namun, ketidakstabilan value rupiah terhadap dolar AS dapat berdampak pada situasi yang serius.
Efek pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang semakin memburuk dapat berlanjut hingga sampai ke titik terburuk, yaitu krisis moneter. Seperti yang kamu tahu, Sobat Finplan, krisis moneter terparah di Indonesia pernah terjadi di tahun 1998. Terlebih lagi, karena situasi tersebut, harga barang bisa meningkat tajam. Bahaya, ‘kan?
Maka dari itu, sebagai pelaku ekonomi, kamu wajib memperbarui informasi perihal naik-turunnya nilai tukar rupiah. Apalagi kalau kamu seorang investor. Secara tidak langsung, kurs rupiah yang lesu akan berpengaruh sama perilaku investasi masyarakat, sebab beberapa instrumen investasi ada yang mengandalkan nilai rupiah.
Mengapa Nilai Kurs Rupiah Berpeluang Melemah?

Seperti yang dikutip dari laman OJK, beberapa faktor di bawah ini merupakan pemicu nilai kurs rupiah jadi kurang prima. Langsung simak, yuk!
1. Sektor Finansial Amerika Serikat yang Berefek Pada Turunnya Nilai Kurs Rupiah
Pasca bebas dari krisis keuangan di tahun 2008, pemerintah Amerika Serikat meluncurkan strategi baru, khususnya pada kebijakan ekonomi. Negara adidaya tersebut memberlakukan sistem tapering off, yang mana bertujuan untuk menaikkan suku bunga negara. Sehingga, nilai dolar makin kuat dan supply untuk skala global jadi berkurang.
Semakin kuat perekonomian AS, maka negara berkembang seperti Indonesia harus waspada. Sebab, mata uang rupiah yang masih terpengaruh dengan mata uang asing dapat mengalami penyusutan nilai.
2. Pengaruh Menurunnya Harga Komoditi Ekspor Pada Nilai Kurs Rupiah
Bidang perdagangan ekspor impor juga berefek pada penurunan nilai kurs rupiah. Mengapa demikian? Nah, jika harga ekspor barang dalam negeri sedang melesu, neraca perdagangan Indonesia akan jatuh pada kondisi yang tidak diinginkan. Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada ekspor komoditas lokal.
3. Sektor Impor yang Mendominasi Pasar Domestik
Salah satu faktor mengapa nilai kurs rupiah terjadi penyusutan adalah value sektor impor yang tinggi, bahkan saat perdagangan ekspor sedang lesu. Poin ini dipicu oleh perilaku konsumsi masyarakat Indonesia yang memiliki pola pikir kalau kualitas atau tampilan produk luar negeri lebih unggul.
Tidak hanya itu saja, Sobat Finplan. Indonesia masih butuh impor BBM. Mau tidak mau, negara harus membeli bahan bakar walaupun harga minyak dunia sedang tinggi-tingginya. Jadi, pemerintah harus memberikan subsidi yang lebih lagi. Barang yang diimpor perlu banyak dolar sebagai alat pembayaran, sehingga memicu pelemahan nilai mata uang rupiah.
Baca juga: Rupiah Digital : Apa Bedanya Dengan Uang Elektronik?
6 Langkah Cermat dalam Mengatasi Penurunan Nilai Kurs Rupiah

Sumber: Unsplash.
Dalam upaya menurunkan value rupiah, pemerintah juga perlu dukungan dan bantuan masyarakatnya, Sobat Finplan. Biar semakin berdedikasi pada penguatan perekonomian negara, kamu dapat melakukan aksi seperti daftar berikut ini:
1. Perbanyak Konsumsi Produk Dalam Negeri
Cara pertama untuk mencegah nilai rupiah semakin susut adalah beralih pada produk yang diproduksi di Indonesia. Produk lokal nggak kalah dengan merek luar negeri, baik dari segi kualitas dan juga tampilan fisiknya.
Bahkan, semua kebutuhanmu tersedia melalui produk dalam negeri. Mulai dari kosmetik, obat, item fesyen, kuliner, sampai suvenir yang sudah merambah pasar internasional.
2. Berhenti Konsumtif dengan Barang Elektronik
Siapa nih yang hobi beli gawai baru? Mulai sekarang, kurangi pembelian barang elektronik seperti handphone, apalagi ketika barang tersebut sudah kamu punya dan masih berfungsi dengan baik. Sebagian barang elektronik di Indonesia adalah barang impor. Dengan menunda pembelian, kamu turut berpartisipasi dalam menaikkan nilai kurs rupiah.
3. Tukar Uang Dolar ke Rupiah
Kamu harus semakin percaya diri dan berani untuk terus menggunakan uang rupiah. Jika kamu punya tabungan atau portofolio keuangan dalam bentuk dolar, tukarkan uang tersebut menjadi rupiah sebagai pencegahan menurunnya kurs mata uang Indonesia.
4. Investasi di Dalam Negeri
Tenang, Sobat Finplan! Investasi masih bisa untung kok ketika kurs rupiah sedang turun. Caranya? Dengan investasi melalui Surat Utang Negara (SUN) yang tidak terikat dengan dolar.
5. Jalan-jalan ke Tempat Wisata Domestik
Indonesia kaya akan tempat wisata dan pemandangan alamnya yang elok. Berwisata di dalam negeri akan berpengaruh pada stabilitas nilai rupiah. Selain itu, kamu juga ikut mengembangkan sektor pariwisata dalam negeri.
6. Optimalkan Penggunaan Transportasi Umum
Jika kamu beralih pada fasilitas yang satu ini, otomatis kamu akan lebih hemat pemakaian BBM. Bila diterapkan secara luas, negara bisa mengurangi suplai BBM impor, jadi cadangan devisa bisa dialihkan untuk kebijakan lain.
Gimana? Jadi semakin paham ‘kan dengan nilai kurs rupiah dan dampaknya bila terjadi penurunan? Buat kamu yang ingin tahu banyak soal investasi dan keuangan, yuk baca artikel lainnya di Finplan Media. Mau belajar lebih mendalam? Ada juga nih bermacam kelas yang bisa kamu pilih sesuai keinginanmu di Finplan.id beserta diskonnya. Langsung beli sebelum kehabisan ya!